Senin, 14 Januari 2013

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mam­pu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat berguna dalam menyelesaikan permasa­lahan kehidupan sehari-hari dan dalam upaya memahami ilmu pengetahuan lainnya. Matema­tika adalah ilmu yang mempunyai objek berupa fakta, konsep dan operasi serta prinsip. Materi tertentu dalam matematika bisa merupakan pra­sarat untuk menguasai materi matematika yang lain, bahkan untuk pelajaran yang lain. Namun banyak kendala dalam proses pemahaman kare­na matematika abstrak. Peserta didik sulit untuk memahami materi matematika.
Sering kali siswa mengalami kesulitan dalam memahami soal-soal matematika dalam bentuk cerita, terlalu banyaknya bacaan dan kurang ringkas/terlalu berbelit-belit mengakibatkan siswa menjadi malas untuk membaca soal cerita tersebut. Hal ini berdampak pada hasil tes belajar mereka, karena malas membaca soal tersebut. Dampak kesulitan ini dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika yang khusunya pada soal-soal dalam bentuk soal cerita. Dengan demikian perlu ditemukan strategi atau metode yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut bahkan dapat meningkatkan kemampuan dan minat siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika dalam bentuk cerita. Salah satu metode yang tepat unutuk diterapkan dalam konsep tersebut adalah Cooperative Integred Reading Composition ( CIRC). Karena CIRC Kegiatan pokok dalam CIRC adalah memecahkan soal cerita melalui rangkaian kegia­tan kelompok.

B.     Rumusan Masalah
1.   Apakah yang dimaksud dengan Model Pembelajaran CIRC?
2.   Apa tujuan dari CIRC?
3.   Bagaimanakah Langkah – langkah yang harus dilakukan untuk melaksanakan Model Pembelajaran CIRC?
4.   Bagaimankah Proses pengembangan CIRC ?
5.   Apakah unsur-unsur program CIRC?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mendiskripsikan mengenai Model Pembelajaran CIRC
2.      Mendiskripsikan mengenai tujuan CIRC
3.      Mendiskripsikan mengenai Langkah – langkah Model Pembelajaran CIRC
4.      Mendiskripikan Proses pengembangan CIRC
5.      Mendiskripsikan unsur-unsur program CIRC


















BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Pembelajaran CIRC
(Slavin,104:1995) menyebutkan walaupun metode-metode pembelajaran  kooperatif telah diteliti dan digunakan dalam berbagai mata pela­jaran, membaca dan menulis jelas tidak tersentuh oleh penelitian ini. Cooperative learning membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya. Bagian ini menggambarkan dasar pemikiran, pengembangan, dan evaluasi dari Cooperative In­tegrated Reading and Composition (CIRC).
Walaupun metode-metode pembelajaran cooperative telah diteliti dan digunakan dalam berbagai mata pelajaran, dua dari mata pelajaran dalam kurikulum sekolah dasar-membaca dan menulis jelas tidak tersentuh oleh penelitian ini.bagian ini menggambarakan dasar pemikiran, pengembangan, dan evaluasi dari CIRC, sebuah program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahsa para kelas yang lebih tinggi disekolah dasar. pengembangan CIRC, yang secara simultan difokuskan pada kurikulum dan pada metode-metode pengajaran merupakan sebuah upaya untuk menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai sarana untuk memperkenalkan teknik terbaru latihan-latihan kurikulum yang berasal terurama dari penelitian dasar mengenai pengajaran praktis pelajaran menbaca dan menulis. Pendekatan pembelajaran kooperatif mengikuti penemuan pada penelitian sebelumnya, menekankan tujuan  tujuan kelompok  dan tanggung jawab individual.
 Jadi, CIRC merupakan suatu program komprehensif untuk pengajaran membaca dan menulis pada kelas-kelas tinggi sekolah dasar dan sekolah menengah pertama (Maden, Stevens, & Slavin, 1986).
2.      Tujuan CIRC
Tujuan utama dari CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu peserta didik mem­pelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Para peserta didik dalam CIRC juga membuat penjelasan terhadap prediksi mengenai bagaiman masalh – masalah akan diatasi dan merangkum unsur – unsur utama dari cerita kepadasatu sama lain, yang mana keduanya merupakan kegiatan-kegiatan yang ditemukan dapat meningkatkanpemahaman dalam membaca .
Selain itu, tujuan utama dari para pengembang program CIRC terhadap pelajaran menulis dan seni berbahasa adalah untuk merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni berbahasa yang akan banyak memanfaatkan kehadiran teman satu kelas.
3.       Langkah-Langkah Model Pembelajaran CIRC
Kooperatif terpadu membaca dan menulis (STEVEN & SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
1.      Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen
2.      Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3.      Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada selembar kertas
4.      Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5.      Guru membuat kesimpulan bersama
6.      Penutup

4.      Proses Pengembangan CIRC
Sebagai tambahan,pengembangan CIRC dihasilkan dari sebuah analisis masalah-masalah tradisional dalam pengajaran pelajaran membaca, menulis, seni berbahasa. Isu-isu prinsipil yang ditujukan dalam proses pengembangan dibahas didalam bagian berikutnya (lihat Steven,Madden,Slavin,dan Farnish,1987).
a)      Tindak lanjut.
Sebuah fitur yang bersifat hampir selalu universal dari pengajaran membaca adalah penggunaan kelompok membaca yang terdiri atas para siswa dengan tingkat kinerja yang sama. Dasar pemikiran utama untuk penggunaan kelompok dengan kemampuan homogen dalam pelajaran membaca adalah bahwa para siswa perlu memiliki materi-materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Akan tetapi, penggunaan kelompok membaca menimbulkan sebuah masalah: Apabila guru sedang mengajarkan satu kelompok membaca, siswa-siswa lain didalam kelas tersebut harus diberikan kegiatan-kegiatan yang dapat mereka selesaikan dengan sedikit pengarahan guru. Penelitian terhadap kegiatan “tindak lanjut ini”, atau pekerjaan dimeja tanpa pengawasan, mengindikasikan bahwa kualitasnya sering kali buruk, dan jarang diperhatikan secara serius oleh guru maupun siswa, dan kurang terintegrasi dengan kegiatan membaca lainnya. Satu fokus utama dari kegiatan-kegiatan CIRC sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif : Para siswa yang bekerja didalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan ini, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok kelompok membaca, supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman membaca, kosakata, pembacaan pesan, dan ejaan. Para siswa termotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisi lainnya yang didasarkan pada pembelajran seluruh anggota tim.
b)      Membaca Lisan.
Membaca dengan keras merupakan bagian yang menjadi standar dari sebagian besar program-program membaca. Penelitian terhadap membaca lisan mengindikasikan bahwa ini memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan pembacaan pesan dan pemahaman (Dahl,1979;Samuels,1979), barangkali karena hal ini dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk membaca pesan dengan lebih otomatis dan oleh sebab itu lebih bias focus pada pemahaman(Laberge dan Sa-muels,1974;Perfetti,1985). Akan tetapi dalam kelas-kelas yang diatur secara tradisional para siswa hanya melakukan sedikit kegiatan membaca lisan.
Sebagai contoh, Thurlow, Groden, Ysseldyke, Algozzine(1984) menemukan bahwa rata-rata murid kelas dua hanya membaca dengan keras selama Sembilan detik perhari. Lebih jauh lagi, kebanyakan membaca lisan mengambil tempat dalam kelompok membaca, dimana satu siswa membaca sementara yang lainnya menunggu waktu anggota kelompok kecuali yang membaca banyak terbuang percuma.
c)      Kemampuan memahami bacaan.
Beberapa kajian deskriptif mengenai pengajaran membca disekolah dasar telah mencatat adanya sebuah penekanan yang berlebihan pada kemampuan memahami bacaan secara harfiah daripada kemampuan memahami secara interpretatif dan logis serta tidak adanya pengajaran yang bersifat eksplisit dalam kemampuan memahami bacaan (Durkin,1978-1979,1981). Kajian terhadap para pembaca yang baik dan buruk secara konsisten menemukan bahwa pembaca yang buruk tidak memiliki strategi pemahaman dan kontrol metakognitif dari tindakan membaca mereka, dan minusnya strategi ini memainkan peranan besar dalam masalah pemahaman mereka. Beberapa kajian eksperimental telah menunjukkan bahwa pengajara eksplisit dalam strategi memahami bacaan dan proses-proses pemonitoran metakognitif dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa, atau setidaknya kemampuan-kemampuan yang secara khusus diajarakan dalam intervensi tersebut(Brown dan Palinscar,1982,Hansen,1981;Palinscar dan Brown,1984,Raphael,1980). Sebagai contoh, Palinscar dan Brown (1984) menemukan bahwa pemahaman dapat dikembangkan dengan mengajari siswa kemampuan-kemampuan merangkum, mempertanyakan, menjelaskan dan memprediksi.
d)     Menulis dan Seni Berbahasa.
Penelitian terhadap pengajaran menulis dan seni berbahasa disekolah dasar telah mengindikasikan bahwa waktu yang dialokasikan untuk pelajaran ini difokuskan terutama pada kemampuan mekanika bahasa yang terpisah,dengan hanya sedikit waktu yang dialokasikan pada pelajaran menulis yang sebenarnya. Akan tetapi dua kecenderungan parallel yang berhubungan telah menciptakan potensi untuk dilakukannya perubahan substansial dalam pelajaran menulis dan pengajaran seni berbahasa disekolah dasar. Yang pertama penelitian dasar telah mengembangkan pemahaman yang jelas mengenai proses kognitif yang terlibat dalam pelajaran menulis.Yang kedua, ada ekspansi yang sangat cepat dalam penggunaan model-model proses pelajaran menulis, dimana para siswa diajarkan untuk menggunakan sebuah siklus dalam merencanakan, membuat konsep dasar,  merevisi, menyunting, dan menerbitkan karangan.

5.      Unsur-Unsur Program CIRC
CIRC terdiri dari tiga unsure penting: kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, dan seni berbahasa dan menulis terpadu. Dalam semua kegiatan ini, pasa siswa bekerja dalam tim-tim yang berheterogen. Semua kegiatan mengikuti siklus regular yang melibatkan presentasi dari guru, latihan tim, latihan independent, pra penilaian teman, latihan tambahan, dan tes.



Sedangkan unsur utama dari CIRC adalah sebagai berikut:
§  Kelompok membaca
Dengan menggunakan kelompok  membaca, para siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 2 atau 3 orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca mereka, yang dapat ditentukan oleh guru mereka. Atau jika tidak, diberikan pengajaan kepada seluruh kelas.
§  TIM
Para siswa dibagi kedalam pasangan (atau trio) dalam kelompok membaca mereka, dan selanjutnya pasanganipasangan tersebut dibagi kedalam tim yang terdiri dari pasangan-pasangan dari 2 kelompok membaca atau tingkat.misalnya, sebuah tim bias saja terdiri dari dua siswa dari kelompok – kelompok menbaca tingkat rendah . anggota tim menerima poin berdasarkan kinerja individulisme mereka pada semua kuis, karangan, dan buku laporan, dan poin-poin inilah yang sebesar 90% pada semua ke: merekan yang memenuhi criteria rata-rata sebesar 80% meraih gelar tim sangat baik dan menerima sertifikat yang lebih kecil.
§  Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita.
Para siswa menggunakan baik bahan bacaan dasar maupun novel. Cerita diperkenalkan dan didiskusikan dalam kelompok membaca yang diharapkan guru  memakan waktu kurang lebih 20 menit tiap harinya. Dalam kelompok-kelompok ini, guru menentukan tujuan dari membaca, memperkenalkan kosa kata baru, mengulang kembali kosa kata lama, mendiskusikan ceritanya setelah para siswa selesai membacanya, dan sebagainya. Diskusi mengenai cerita  disusun untuk menekankan kemampuan-kemampuan tertentu seperti membuat dan mendukung prediksi dan mengidentifikasikan masalah dalam bentuk narasi.
Setelah cerita diperkenalkan, para siswa diberikan paket crita, yang terdiri atas serangkaian kegiatan untuk  dilakukan siswa  dalam timnya saat mereka sedang tidak bekerja sama dengan guru dalam kelompok membaca.Adapun Tahap-tahap kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:



v  Membaca berpasangan.
Para siswa membaca ceritanya dalam hati dan kemudian secaa bergantian membaca cerita tersebut dengan keras bersama pasanganya, bergiliran untuk tiap paragrafnya. Si pendengar mengoreksi tiap kesalahan kepada kinerja siswa dengan caa berkeliling dan mendengarkan saat para siswa saling membaca satu sama lain.
v  Menulis cerita yang bersangkutan dan tata bahasa cerita
Para siswa siberikan pertanyaan (“mencari hartakarun”) yang berkaitan dengan tiap cerita yang menekankan tata bahasa cerita-stuktur yang digunakan pada semua narasi. Setelah mencapai setengah dari cerita, mereka diminta untuk menghentikan bacaan dan diminta untuk mengidentifikasikan karater, latar belakang kejadian, dan masalah dalam cerita tersebut, dan untuk memprediksi bagaimana masalah tarsebut akan diselesaikan. Pada akhir cerita para siswa merespon cerita secara keseluruhan dan menulis beberapa paragraph mengenai topik yang berkaitan dengan itu (misalnya, mereka bisa saja diminta menulis akhir cerita yang berbeda untuk cerita tersebut).
v  Mengucapkan kata – kata dengan keras
Para siswa diberikan daftar kata-kata baru atau sulit yang terdapat dalam cerita, mereka harus belajar membaca  kata-kata ini dengan benar supaya tidak ragu-ragu atau salah mengucapkannya. para siswa berlatih mengucapkan daftar kata-kata ini bersama pasangannya atau teman salah satu tim lainnya sampai mereka bisa membacanya dengan lancar .
v  Makna kata
Para siswa diberikan daftar kata – kata dalam cerita yang tergolong baru dalam kosa kata bicara mereka dan diminta untuk melihat kata – kata  tersebut didalam kamus, menuliskan definisinya dengan cara yang lebih mudah  dipahami, dan  menuiskan kalimat yang memperlihatkan makna kata tersebut (sebagai contoh misalnya, “seekor gurita membelit kaki perenang itudengan kedelapan kakinya yang panjang “ bisa membuat kalimat“ saya punya seekor gurita“) .



v  Menceritakan kembali cerita  
Setelah membaca ceritanya dan mendiskusikannya dalam kelompok membaca mereka, para siswa merangkum poin-poin utama dari cerita tersebut untuk pasangananya .
v  Ejaan  
Para siswa saling menguji daftar ejaan kata-kata satu sama lain tiap minggunya, selanjutnya selama kegiatan program minggu tersebut saling membantu satu sama lain untuk menguasai daftar tersebut. Para siswa menggunakan strategi “ daftar yang hilang“, dimana mereka membuat daftar baru dari kata- kata yang hilang tiap kali selesai melakukan penilaian sampai daftar itu habis. lalu mereka bisa kembali membuat daftar baru, mengisi daftar tersebut, mengulangi prosesnya sampai tak ada lagi kata-kata yang hilang. pemeriksaan oleh pasangan. jika para siswa telah menyelesaikan semua kegiatan ini, pasangan mereka memberikan formulir tugas siswa yang mengindifikasikan bahwa mereka telah menyelesaikan dan / atau memenuhi kriteria kegiatan terhadap tugas tersebut. Para siswa diberikan sejumlah kegiatan-kegiatan harian yang diharapkan bisa diselesaikan, tetapi mereka boleh juga menyelesaikan kegiatan-kegiatan tersebut lebih awal jika mereka mau, dimana ini memberikan waktu tambahan untuk membaca secara independen.
§  Tes
Pada akhir dari tiga periode kelas, para siswa diberikan tes pemahaman terhadap cerita , diminta untuk menuliskan kalimat-kalimat bermakna untuk tiap kosa kata, dan dimin diperbolehkan saling membantu. Hasil tes dan evaluasi dari menulis cerita yang bersangkutan adalah unsur utama dari skor tim tiap minggunya.
§  Pengajaran langsung dalam memahami bacaan .
Satu hari dalam tiap minggu, para siswa menerima pengajaran langsung dalam kemampuan khusus memahami bacaan, seperti mengidentifikasikan gagasan  utama,     memahami hubungan sederhana, dan untuk tujuan ini. setelah menyelesaikan tiap pelajaran, para siswa melakukan kegiatan memahami bacaan sebagai sebuah tim. Pertama berusaha meraih kesepakatan terhadap satu rangkaian soal dalam lembara kegiatan dan kemudian saling menilai satu sama lain, serta mendiskusikan masalah-masalah yang masih tersisa dalam rangkaian soal yang kedua.
§  Seni berbahasa dan menulis terintergrasi.
Selama periode seni berbahasa, guru  menggunakan kurikulum seni berbahasa dan menulis  yang dikembangkan khusus Untuk CIRC. penekanan kurikulun ini adalah pada proses menulis, dan kemampuan mekanika bahasa diperkenalkan sebagai tambahan khusus terhadap pelajaran menulis ketimbang sebagai topik yang terpisah . misalnya para siswa belajar mengenai kata-kata yang menentukan sifat selama pelajaran menulis paragraph deskriptif, dan tanda baca menggunakan“ bengkel kerja penulis “dimana para siswa menulis tentang topic cerita yang mereka pilih, dan juga pelajaran khusus yang diarahkan guru berkaitan dengan kemampuan semacam menulis paragraph pembanding / kontra, artikel surat kabar, cerita misteri, dan surat menyurat . pada semua tugas menulis para siswa membuat konsep karangan setelah berkonsultasi dengan teman satu timnya dan guru mengenai gagasan – gagasan mereka dan rencana – rencana pengaturan, bekerja bersama teman satu tim untuk merevisi isi karamgan mereka, dan kemudian saling menyunting teman yang menekankan pada kebenaran tata bahasa dan mekanika bahasa. formulir menyuntingan oleh teman ini dimulai dengan sangat sederhana tetapi akan menjadi sangat kompleks sejalan dengan bertambahnya kemampuan para siswa. Akhirnya para siswa “ menerbitkan “ karangan akhir mereka dalam buku – buku tim atau kelas.
§  Membaca independen dan buku laporan.
Para siswa diminta untuk membaca buku yang ditukar sesuai dengan pilihan mereka minimal sekitar dua puluh menit tiap malamnya. Formulir paraf para orang tua mengidentikasikan bahwa siswa telah membaca selam waktu yang diminta , dan siswa akan memberikan kontribusi poin kepada timnya bila mereka mengumpulkan formulr yang telah selesai tiap minggunya. Para siswa juga diminta untuk menyelesaikan buku laporan secara regular, diman mereka juga mendapat poin tim untuk tugas ini. Membaca dan buku laporan independen menggantikan  semua pekerjaan rumah lainnya lebih cepat, mereka boleh membaca buku yang bebas mereka pilih.

BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Jadi dapat di simpulakan bahwa model pembelajaran CIRC (Cooperative In­tegrated Reading and Composition ) merupakan suatu program komprehensif untuk pengajaran membaca dan menulis pada kelas-kelas tinggi sekolah dasar dan sekolah menengah pertama (Maden, Stevens, & Slavin, 1986). Yang memiliki tujuan utama menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu peserta didik mem­pelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Dan memiliki tiga unsure penting yaitu: kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, dan seni berbahasa dan menulis terpadu. Dalam aktivitas CIRC, siswa mengikuti urutan intruksi guru, latihan tim, asesmen awal tim, dan kuis. Dalam kegiatan tim tersebut, siswa diberi penghargaan tim berupa sertifikat berdasarkan kinerja rata-rata dari semua anggota tim, dan mereka memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil, dan untuk menjamin tanggung jawab individual yaitu kontribusi siswa kepada timnya.
B.     Saran
Saran yang dapat diajukan berdasarkan kesimpulan di atas adalah:
1.      Dalam model pembelajaran CIRC, aktivitas guru yang sebagai fasilitator dalam pembelajaran kooperatif agar lebih jeli dan dapat menyampaikan materi yang akan diajarkan dengan mengunakan model pembelajaran CIRC harus menarik, sehingga siswa akan sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar tersebut, dan akan mencapai hasil belaar yang memuaskan.
2.      Siswa harus kompak dengan tim mereka masing-masing, sehingga mereka akan berlomba-lomba antar tim untuk mendapatkan penghargaan tim dari guru mereka.







Daftar Pustaka
Nur, Mohamad.2005.Pembelajaran Kooperatif.Surabaya:PUSAT SAINS dan Matematika  Sekolah UNESA.
Slavin, Robert E.2005.Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik.Bandung:Nusa Media.
Purwanti,Yustina Titik.2010. Meningkatkan Kemampuan Siswa Menemukan Gagasan Utama melalui Metode Cooperative Integrated Reading and Composition. Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/Desember 2010.6 Oktober 2012 : 19.00.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar